I ♥ TY (7) => Baby Don't Like It

Yeosin mengakhiri latihannya dengan baik. Ia melihat ke arah jam tangan ditangan kirinya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia pun segera memungut mantel tebalnya dan memakainya. Ia akan kembali ke dorm, karena teman sekamarnya akan mencarinya seperti sebelumnya. Jika ia terlalu lama kembali.

Namun, saat ia melewati ruang studio rekaman, ia melihat ada seorang namja disana. Dan Yeosin merasa sangat familiar, ia pun berjalan mendekat ke arah pintu kaca. Saat itu senyum simpulnya tersungging dan langkahnya tak ragu untuk lebih dekat. Ia mulai membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam ruangan tersebut. Namja itu terlihat sangat serius dan beberapa kali memutar sebuah pensil yang berada di tangan kanannya. 

“Mwohanya?” tanya Yeosin saat ia sudah sukses mendekat dan duduk dengan nyaman di depan namja itu. Ternyata namja itu adalah Lee Taeyong, salah satu member NCT. Yeosin memperhatikan namja tersebut dan namja itu sudah memperhatikannya dengan krucutan dibibirnya. 

“Igeo…” jawabnya sambil memperlihatkan sebuah kertas yang terjepit di sebuah papan berukuran A4. Yeosin memperhatikan sekilas dan menatap ke arah Taeyong bergantian. 

“Kau sedang menulis lagu?” Yeosin memastikan. Namja itu membalasnya dengan deheman dan anggukan kecil. 

“Itu untuk comeback NCT 127 nanti” jawabnya lebih pasti. Yeosin langsung menatap ke arah Taeyong lagi. 

“Eoh? Apa tidak apa-apa kau menunjukkannya padaku seperti ini?” Yeosin pikir itu kan harusnya menjadi sesuatu yang dirahasiakan. Tapi namja ini malah menunjukkannya pada Yeosin. Taeyong melihat ke arah Yeosin dan mengembangkan senyumnya. 

“Gwaenchana.. bacalah” katanya pada Yeosin. Yeoja itu pun mengangguk dan mulai fokus pada kertas tersebut. Ia membaca setiap baris lirik lagu tersebut bait per bait. Lalu, ia tiba-tiba tersenyum dalam diam. Namun, Taeyong menyaksikan aksi senyuman yeoja itu dan memandang bingung. 

“Kenapa kau tersenyum?” tanya Taeyong yang merasa bingung. Yeosin memperhatikan Taeyong dengan senyuman yang masih terlampir di kedua sudut bibirnya. 

“Ya! Apa kau masih anak remaja” deru Yeosin dengan kekehan. Taeyong tidak mengerti dengan tanggapan yeoja itu. 

“Mwo?” namja itu semakin bingung. Yeosin kembali dengan senyum simpulnya. 

“Apa yang kau pikirkan saat menulis lagu ini?” tanya Yeosin mencoba merubah topik pembicaraannya. Taeyong menatap Yeosin dengan penuh arti.

“Aku memikirkanmu” katanya tanpa ragu. Membuat Yeosin menyipitkan pandangannya. 

“Mwoya? Jadi kau tidak menyukaiku?” Yeosin melihat namja di hadapannya dengan kecewa. Taeyong jadi salah tingkah. 

“Aniya, bukan begitu. Aku belum menyelesaikan liriknya. Aku tidak menyukai apa yang ada pada dirimu karena semuanya membuatku jadi ingin memilikimu” terangnya pada Yeosin yang langsung membuat Yeosin melebarkan senyumnya. 

“Jeongmal?” tanya Yeosin memastikan. Taeyong mengangguk dengan menggigit bibir bawahnya. Ia merasa memalukan tiba-tiba mengatakan hal seperti itu pada Yeosin. Tapi, ia senang yeoja itu jadi melebarkan senyumnya. Terlihat Yeosin memperhatikan sebuah jam yang mengalung di lengan kirinya. 

“Hm.. sepertinya aku harus segera kembali. Tidak kusangka sudah setengah jam aku disini” pikir Yeosin. Ia memposisikan dirinya bangkit dari duduknya. Dengan gerakan seduktif, Taeyong mencegah lengan kanan yeoja itu pada cengkraman lembutnya. 

“Eodiga?” tanyanya dengan nada memelas. 

“Wae? Kau akan menahanku untuk tetap disini denganmu?” tebak Yeosin. Namja itu menjawab dengan anggukan kuat. 

“Jangan terlalu bekerja keras, jarhaesseo." Yeosin mengusap lembut kepala Taeyong layaknya ia memperlakukan itu pada adiknya. Tapi, Yeosin hanya berlaku bahwa ia menyayangi namja itu. 

"Sebaiknya kau juga istirahat sekarang. Ini sudah larut malam..” tutur Yeosin. Namja itu menggeleng. 

“Aku akan mengantarmu sampai depan pintu kamar, bagaimana?” tawar Yeosin yang langsung membuat mata namja itu berbinar. 

“Jinjja?” tanyanya mencoba meyakinkan tawaran yeoja itu. 

“Tentu saja” jawab Yeosin tanpa ragu. Taeyong pun dengan senang segera memakai mantel tebalnya dan memeluk papan yang berisikan karyanya itu dan ia juga mengaitkan lengannya pada yeoja itu erat. Yeosin hanya tersenyum melihat hal itu. 

“Yeosin-ah..” saat mereka akan sampai di depan lift, ada seorang yeoja yang memanggil Yeosin. Taeyong jadi melebarkan matanya saat terkejut dan buru-buru melepas pelukan tangannya pada lengan Yeosin. Yeoja itu melihat Taeyong yang melepas pelukannya. 

“Waeyo?” tanya Yeosin melihat ke arah Taeyong. Namja itu mengisyaratkan bahwa ada orang lain disekitar mereka. Yeosin sebenarnya tau, dan yeoja yang memanggilnya itu adalah teman sekamarnya. 

“Hana Eonni, wae?” ia mulai melihat ke arah yeoja yang memanggil Yeosin tadi. 

“Kembali lah ke kamar! Ini sudah larut malam” katanya. Yeosin mengangguk “Arraseoyo Eonni, tapi aku akan mengantarkan Taeyong ke kamarnya terlebih dulu. Setelah itu aku kan segera kembali ke kamar” kata Yeosin dengan penjelasan yang membuat Taeyong mendelik. Pandangannya sudah mengarah ke arah yeoja di hadapan Yeosin takut-takut. Tak disangkanya, yeoja itu tersenyum dan mengangguk. 

“Geurae, lakukanlah! Aku akan kembali ke kamar” ucapnya. Yeosin pun membalas senyumannya dan mengangguk. Lalu, yeoja itu mulai berjalan menuju lift dan menghilang untuk kembali ke kamarnya. Taeyong menatap bingung pada yeoja disampingnya. 

“Mwoya?” entah ia tengah bertanya pada Yeosin atau pada dirinya sendiri. 

“Mwoga?” tanya Yeosin melihat ke arah Taeyong yang kebingungan. 

“Kenapa dia bersikap seperti itu?” pikir Taeyong. Yeosin malah sudah terkekeh sendiri. 

“Apa dia tau hubungan kita? Kau memberitahukan padanya?” Taeyong melihat Yeosin dengan pandangan lebar. Yeosin hanya terlihat santai dan mengangguk tanpa ragu. 

“Kenapa kau tidak memberitahuku?” geram Taeyong. Ia mengerucutkan bibirnya dan protes. Yeosin menggelak tawanya walaupun tidak keras.

***

Komentar

Postingan Populer