I ♥ TY (3)
Yeosin berlatih keras untuk sebuah gerakan yang tidak bisa ia taklukan.
Beberapa kali sampai terjatuh karena mencoba menyelaraskan gerakan berputar
yang tidak bisa ia lakukan. Saat ia kembali melakukan gerakan berputar seperti
balet, ia masih belum bisa melakukannya dan akhirnya terjatuh.
Saat itu ada seseorang yang muncul dengan suara yang sangat familiar bagi Yeosin. Ia pun menoleh dan mendapati seorang namja tengah tersenyum ke arahnya.
"Apa yang kau lakukan selarut ini?" tanyanya dan berjongkok memperhatikan Yeosin.
"Taeyong-a" sahut Yeosin tanpa sadar memasang tampang wajah memelas. Taeyong jadi tersenyum sendiri.
"Jangan berlatih terlalu keras.." ungkao Taeyong. Yeosin mengerucutkan bibirnya.
"Susah sekali.. Aku sudah mencobanya hampir 2 jam lebih" keluh Yeosin. Taeyong memperhatikannya dan membantunya berdiri.
"Kau baik-baik saja?" tanya Taeyong memastikan karena Yeosin beberapa kali terjatuh karena percobaan latihan gerakan dance yang tidak ia bisa.
"Eum.. Gwaenchana" jawab Yeosin singkat.
"Lihat aku!" pinta Taeyong. Yeosin pun memperhatikannya dan melihat Taeyong sedang mengambil posisi dimana ia akan melakukan sebuah gerakan yang tidak ia bisa.
"Kau lakukan seperti ini.. Lihat bagaimana aku memposisikan tumpuan kakiku" setelah mengatakan itu, Taeyong melakukan gerakan berputar seperti balet dan ia melakukannya dengan sempurna. Yeosin terkagum.
"Daebak. Ah.. Aku tidak akan bisa melakukannya" keluh Yeosin lagi.
"Kau belum mencobanya. Sekarang giliranmu.. Lakukan seperti apa yang aku instruksikan" saran Taeyong. Yeosin pun dengan malas mencoba melakukan seperti apa yang di instruksikan Taeyong.
"Hana.. Dul.. Set" Taeyong mengistruksikan. Yeosin berputar dengan cukup lancar. Begitu saja sudah membuat Yeosin tersenyum lebar.
"Aku melakukannya.. Yaa walaupun tidak sesempurnamu" Yeosin mengembangkan senyumnya.
"Gwaenchana.. Itu sudah perkembangan yang baik. Tidak perlu sempurna. Lakukan yang kau bisa. Kau mengerti?" Taeyong memang baik dan pengertian. Itu yang Yeosin tangkap saat melihat betapa hangat dan lembutnya hati namja itu saat pertama kali menyambutnya dengan ramah.
"Hyung.." tiba-tiba suara seorang namja yang khas menggema di dalam ruangan latihan. Taeyong dan Yeosin yang tadinya saling menatap kini jadi beralih memperhatikan pintu ruangan latihan karena ada seseorang disana.
"Oh.. Noona?" ucap namja itu seakan sedikit terkejut. Yeosin yang menyadari keterkejutan namja itu ia pun mengembangkan senyumnya.
"Oh annyeong.. Markeu-ya" sapa Yeosin pada namja yang memiliki nama Mark itu.
"Ne annyeong haseyo, Noona" sapa Mark sambil membungkukkan badannya dan membalas senyum Yeosin.
"Wae?" tanya Taeyong kemudian.
"Sudah malam, Hyung.. Kau harus segera kembali atau manager akan menegurmu nanti" jelas Mark. Taeyong megangguk mengerti.
"Arrasseo.." ucap Taeyong "Kaja!" lanjutnya dan melihat ke arah Yeosin. Yeosin jadi menatap Taeyong.
"Ah aku akan tinggal dan berlatih sekali lagi.." elak Yeosin.
"Andwae. Kau akan sakit nanti.. Kaja" Taeyong menggenggam tangan Yeosin dan menariknya untuk mengikutinya. Mark berjalan mendahului, Taeyong berjalan di belakang Mark sambil menggandeng Yeosin. Mereka pun tiba di depan lift, saat lift terbuka Mark masuk ke dalam lift di ikuti Taeyong dan Yeosin.
Genggaman tangan Taeyong dari tangan Yeosin terlepas saat Taeyong mencoba menekan tombol angka yang menujukan mereka akan ke lantai berapa. Tangan Taeyong menekan angka 3 & 4. Lantai 3 untuk dorm yeoja dan lantai 4 untuk dorm namja.
Yeosin diam di tempat, ia beberapa kali menggembungkan pipinya. Taeyong jadi tersenyum simpul dan reflek mengusap kepala Yeosin dari belakang membuat Yeosin terkesiap dan menoleh spontan ke arah Taeyong.
"Jangan berlatih dengan keras lagi, ok?" ungkap Taeyong. Yeosin menatapnya.
"Tapi aku harus giat berlatih.. Aku masih sangat jauh darimu" ungkap Yeosin jujur.
"Kau memang harus giat berlatih tapi kau juga harus menjaga daya tahan tubuhmu. Karena saat kau sakit, semua akan menjadi sia-sia setelah apa yang kau lakukan. Mengerti?" Taeyong merendahkan tubuhnya untuk memperhatikan Yeosin lebih dekat. Yeosin tecekat saat mata Taeyong mengunci matanya. Yeosin jadi mengangguk dengan kaku lalu tersenyum walaupun itu terasa aneh baginya.
Pintu lift terbuka, reflek Yeosin segera keluar dan ia berbalik memperhatikan Taeyong. "Gomawo" ungkap Yeosin dengan tulus.
"Jaljayo Noona" Mark tersenyum khas dan melihat Yeosin dengan penuh arti. Yeosin menyadari keberadaan Mark disana dan ia tersenyum.
"Eum.. Jalja Markeu-ya" jawab Yeosin sambil melambaikan tangannya. Kemudian matanya kembali meperhatikan Taeyong.
"Jaljara~" ucap Taeyong dengan senyum manis di bibirnya. Yeosin mengangguk "Neo tto" jawab Yeosin. Setelah itu pintu lift tertutup dan Yeosin mulai berjalan menuju kamarnya.
Dalam lift, Mark diam-diam tersenyum di balik punggung Taeyong. Taeyong merubah posisinya mundur selangkah dan bersandar di dinding lift. Mark mengalihkan pandangannya untuk memperhatikan Hyungnya.
"Hyung menyukainya?" tanya Mark to the point. Mereka berdua sudah terlalu akrab hingga jika mereka ingin mengetahui sesuatu tanpa harus berbasa-basi lagi. Taeyong menoleh dan melihat expresi Mark yang tersenyum berseri.
"Kenapa kau menanyakannya?" tanya Taeyong tak ingin menjawab langsung.
"Aku tidak keberatan kalau Hyung menyukai Noona. Dia sangat baik, bahkan menganggapku seperti adik kandung baginya." jelas Mark. Taeyong tersenyum dan tak membalas lagi.
***
Yeosin masuk ke dalam kamarnya. Disana ia menemukan teman sekamarnya yang duduk di ruang tengah dan kini menatapnya.
"Kau berlatih lagi?" tanya teman sekamar Yeosin. Yeoja itu mengangguk dan segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah, tangan dan kakinya.
"Biasanya kau berlatih sampai larut sekali.." ungkap temannya itu.
"Aku bertemu Taeyong dan dia membantuku" jawab Yeosin santai. Expresinya biasa saja tidak saat ia bersama Taeyong yang penuh dengan senyuman. Mungkin ia berusaha menyembunyikannya dari temannya.
"Kau bertemu Taeyong?" tanya temannya itu terlihat cukup exited.
Yeosin menjawab dengan anggukan,
"Aku juga ingin bertemu dengannya" jawab teman sekamar Yeosin. Yeosin
tidak memperdulikan dan segera masuk kedalam kamar. Ia ingin segera tidur,
badannya sudah sengat lelah.
킅-
Komentar
Posting Komentar