Ahjussi vs Taeyong

Yeosin berjalan menuju ke arah gerbang sekolah. Diikuti seorang namja yang selalu mengikutinya kemanapun seperti penggemarnya. Namun, saat itu berhentilah langkah kaki yeoja itu karena dikejutkan oleh sebuah mobil yang tengah menghalangi jalannya. Yeosin diam tak bergeming, hingga seseorang dalam mobil sedan hitam didepannya menampakkan pemiliknya. Taeyong, yang sedari tadi berdiri dipunggung Yeosin ikut memperhatikan. Pemilik mobil itu sudah nampak dalam pandangan Yeosin. Expresi yeoja itu terlihat sedikit terkejut tapi tiba-tiba senyumnya melebar, membuat Taeyong yang berdiri melihat ke arah Yeosin tak menyangka dengan senyum manis yeoja itu membuat jantungnya berdebar. 

"Ahjussi?" Yeosin tersenyum lebar dan mendekat ke arah namja tampan dan gagah yang dipanggilnya ahjussi barusan. Dia memang terlihat lebih tua dari Taeyong, tapi namja itu masih terlihat sangat tampan. Ahjussi tersebut ikut mengembangkan senyumnya dan berjalan mendekat ke arah Yeosin. Saat jarak mereka sudah dekat, Yeosin memeluknya dengan erat. Taeyong yang melihatnya kembali terkejut. Karena, dia tidak pernah memperlihatkan sisi hangatnya sebelumnya. 

"Eonje wasseoyo, ahjussi?" tanya Yeosin setelah sukses melepas pelukannya. Gong Yoo memperhatikannya dan mengusap lembut kepala yeoja itu. 

"Banggeum wasseo. Jaljinesseo?" ia menyunggingkan senyum manisnya. Dibalas anggukan oleh Yeosin. Taeyong masih memperhatikan gerak-gerik dua insan itu. 

"Geu namja nugunya?" expresi wajah Gong Yoo berubah namun pandangannya tetap mengarah ke Yeosin. Yeosin mengerucutkan bibirnya. 

"Geu saram? Amugeotdo aniya" ucap Yeosin tanpa menghiraukan Taeyong. Namja itu murka dan meruncingkan giginya. 

"Yak! Kenapa kalian membicarakanku bahkan tanpa menoleh sedikit pun ke arahku. Neomuhanda! Neo.. Ahjussi, nugunya neo!" Taeyong murka tapi murkanya justru membuat Yeosin mengulum senyumnya tanpa terlihat. Namja itu lucu sekali saat marah. Ia menunjuk-nunjuk ke arah Gong Yoo dengan kesal. Sedangkan Ahjussi berulah dengan berlagak keren, walaupun dia memang mempesona. 

"Aku adalah harta berharga Yeosin. Kau sendiri.. Nugunya neo?" tampang Gong Yoo seakan menyelidik. Taeyong tak kalah dengan tingkah Ahjussi itu. Ia juga membanggakan dan seakan-akan terlihat keren. Yeosin memperhatikan tingkah dua pria yang sifatnya tidak jauh beda. 

"Mwohaneungonya neo" lirihnya. Yeosin menghela nafasnya dan berjalan meninggalkan mereka berdua. Keduanya pun melihat ke arah Yeosin dan melemparkan pertanyaan yang sama. 

"Eodiga?" Yeosin membalikkan badannya menatap dua namja tersebut. 

"Ne jibiya" jawabnya kesal. Gong Yoo memperhatikannya. 

"Andwaeneunde" kata Ahjussi yang membuat Yeosin ikut memperhatikannya. 

"Wae andwae?" Yeosin jadi mempunyai pertanyaan pada pernyataan Ahjussi. 

"Neo eomma rang appa, gasseo" jawabnya santai. Yeosin mengerutkan keningnya "Eodiru?" 

"Ilbunaesseo (Japan)" Yeosin menyipitkan matanya. 

"Mwo? Wae? Eonje?" Yeosin merasa kesal. Gong Yoo mendekat "Karena pekerjaan. Mereka menitipkanmu padaku. Mereka berangkat saat Ahjussi sampai dibandara" Yeosin menggigit bibir bawahnya. Ia kesal. 

"Kenapa mereka tidak mengatakan apa-apa padaku?" serunya padaku.

 "Aku yang mengatakan pada mereka untuk tidak memberitahumu" jawab Gong Yoo santai. Ia seakan tahu hal apa yang akan terjadi saat ia mengatakan seperti itu. Yeosin menatapnya tajam. 

"Mwoyaaa.. Neo nugunyaa!" Yeosin meneriakinya dengan lantang dan mencengkram kerah mantelnya. Gong Yoo hanya pasrah dengan perlakuan yeoja tersebut. Taeyong yang berdiri tidak jauh memperhatikan pula kemarahan Yeosin yang baru dilihatnya. Yeoja itu memang terlihat marah tapi ia seperti menyembunyikan sesuatu dipelupuk matanya. Taeyong pun tidak perlu berhati keras. Ia memilih untuk meninggalkan yeoja itu dengan pamannya untuk sementara waktu.

***

Komentar

Postingan Populer