I ♥ TY (4)
Aku berjalan mendahuluinya, tangannya yang berada dalam genggamanku tak
pernah kulepas.
"Yeosin-a kau membawaku kemana?"
tanyanya yang merasa penasaran dan sedikit manja. Aku mengalihkan pandanganku
ke arahnya dan menyunggingkan senyum manisku padanya.
"Tunggu saja, sebentar lagi kita juga sampai. Ah, dari sini aku harus menutup matamu" kataku. Dia sontak saja melotot tidak terima.
"Wae?" rewelnya. Dia menggemaskan sekali. Aku tidak memperdulikan rengekannya dan menutup matanya.
"Sekarang aku genggam tanganmu, hati-hati dengan langkahmu" kataku memperingatinya. Dia hanya mengoceh pelan, aku terkekeh dalam hati. Saat ini aku berada disebuah ruangan khusus yang sudah kupersiapkan untuknya.
“Aku akan membuka penutup mata tapi, jangan buka matamu dulu. Kau mengerti?" Taeyong menganggukkan kepalanya. Lalu aku pun melakukan apa yang kulakukan, dan dalam hitungan mundur 3, 2, 1. Taeyong pun membuka matanya perlahan. Awalnya buram namun beberapa detik kemudian ia bisa melihat suasana romantis dan sejuk dengan lilin-lilin kecil berhias sangat indah di sekitar meja-meja.
Taeyong menatapku dan menangkup wajahku dalam tumpuan tangannya. Matanya berbinar.
"Saengil Chukkahae, Taeyong-a" ucapku tulus dan penuh dengan kasih sayang. Ia mengambangkan senyumnya dan mengusap pipiku lembut.
"Bagaimana kau bisa mempersiapkan semua ini?" tanya Taeyong tak habis pikir.
"Aku bisa melakukan apapun yang ku inginkan, terutama untukmu Taeyong-a" ujarku, itulah yang aku rasakan padanya. Aku mencintainya tanpa alasan yang tidak masuk akal, dia tampan pun itu adalah anugerah Tuhan. Yang kutahu, perasaanku murni dan aku tidak main-main padanya. Dia mendekat menarikku dalam pelukan hangatnya.
"Gomawo Yeosin-a" ucapnya sambil mengusap lembut rambutku.
***
Komentar
Posting Komentar