I ♥ TY (11)

Yeosin sedang sibuk membaca novel yang sangat ia suka. Ia terlihat sibuk hingga melupakan, atau mungkin lebih tepatnya tidak memperdulikan seseorang yang duduk disampingnya. Yeoja itu jika sudah sibuk akan susah sekali untuk diganggu. Mereka sedang duduk di atap sekolah sekarang ini. Meninggalkan sebuah kelas yang tidak Yeosin sukai.

"Yeosin-a" panggil seseorang itu. Dia adalah Lee Taeyong. Namja yang selalu mengikuti Yeosin kemanapun di sekolah. Namja itu bahkan tinggal di rumah Yeosin. Tentu saja ia sudah mendapat izin dari paman Yeosin. Kembali pada apa yang sedang terjadi diantara mereka. 

Taeyong memperhatikan Yeosin dengan sebal. Yeoja itu tak memperdulikannya lagi. Ia sudah berulang kali mencari simpati Yeosin tapi yeoja itu masih tak kunjung meresponnya. 

"Yeosin-a jebal" rengek Taeyong dengan wajah putus asanya. Yeosin terdengar menghela nafasnya. Tangannya pun bergerak menutup buku bacaan yang ia baca tadi. Kemudian pandangannya sudah beralih ke arah Taeyong dan memperhatikan namja itu. Sesaat Taeyong mengubah posisinya, ia duduk bersila menghadap ke arah Yeosin dengan sigap. Ia menyunggingkan senyumnya pada Yeosin. 

"Mwohae?" tanya Yeosin dengan pandangan datarnya. Taeyong segera mencondongkan wajahnya. Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan langsung saja melahap bibir ranum yeoja tersebut. Expresi Yeosin sama sekali tidak terkejut. Yeoja itu bahkan membiarkan saat Taeyong mencoba melumat bibirnya. Yeosin tidak menutup matanya, ciuman itu Taeyong nikmati sendiri.

Beberapa detik setelah apa yang Taeyong lakukan pada bibir Yeosin, namja itu melepasnya dan duduk tegap menatap yeoja yang ada dalam pandangannya. Masih dalam tatapan datar dan tak menyiratkan apapun. Berbeda sekali dengan Taeyong yang terlihat sumringah dan senang sekali melihat Yeosin dalam pandangannya. 

"Kau masih tidak jatuh cinta padaku?" tanya Taeyong to the point pada Yeosin. Yeoja itu diam. 

"Kau menciumku setiap saat yang kau inginkan. Kau kira aku akan jatuh cinta padamu? Yang ada aku berfikir bahwa kau hanya melampiaskan hasratmu saja" jawab Yeosin. Entahlah, ada yang salah atau tidak. Expresi Yeosin sama sekali tidak berubah. Walaupun ia bicara dengan nada yang berbeda setiap kalinya, tapi expresinya selalu sama dan tidak terlalu ketara apa yang dia expresikan. Membuat Taeyong dan beberapa teman yang dekat dengannya bingung dengan perilaku yeoja tersebut. 

"Nyatanya aku tidak mempermainkanmu dalam sebuah ciuman" aku Taeyong. Yeoja itu tidak merespon lagi. 

"Berhenti menggangguku" bukan sebuah tegasan ataupun larangan. Yeoja itu hanya memperingatkan bahwa Taeyong terlalu sering membuyarkan fokusnya dan melakukan hal tidak penting untuk meresponnya. 

"Aku tidak akan mengganggumu jika kau menciumku sebentar" jawab Taeyong dan menatap harap ke arah Yeosin. 

CHU~ 

Itulah Yeosin. Dia seperti anak kecil. Melakukan apapun yang diminta seseorang, jika keputusan itu akan menguntungkannya. Dia mengecup singkat bibir Taeyong. Saat ia akan memundurkan tubuhnya seperti semula, Taeyong menahannya. Yeosin jadi menatap mata namja itu. 

"Aku bilang sebuah ciuman, bukan kecupan" cerca Taeyong. Yeosin melepaskan pelukan Taeyong dan menatapnya. Ia mengubah posisi duduknya, bersila seperti Taeyong dan menatap namja di hadapannya. Ia tidak mencondongkan wajahnya seperti yang Taeyong lakukan. Namun, ia menarik dasi sekolah namja itu dan membuat tubuh Taeyong bergerak mendekat ke arahnya. 

Yeosin pun mengatupkan bibirnya pada bibir mole Taeyong yang padat. Yeosin menutup matanya, yeoja itu mengulum lembut bibir namja itu. Yeosin melakukannya dengan hangat dan lembut. Taeyong sangat-sangat menyukai ciuman Yeosin. Hingga Yeosin mengakhiri ciuman itu, Taeyong tak ingin melepaskannya. Tapi Yeosin sudah menjauhkan tubuh Taeyong darinya. 

"Jangan ganggu aku!" ingatnya pada Taeyong. Namja itu pun tersenyum dan Yeosin sudah kembali pada aktifitasnya.

***

Komentar

Postingan Populer