I ♥ TY (2)


Yeosin berjalan dengan langkah yang sedikit terhuyung karena suhu badannya yang tidak sedang stabil. Dia sedang sakit. Sebagai seorang manajer, dia memang harus menjaga ketahan tubuhnya. Ia harus selalu fit dan tidak boleh menunjukkan jika ia sedang sakit.

Ia duduk di sebuah ruang tengah dimana biasanya member NCT tengah berkumpul. Saat itu jam menunjukkan pukul 10 malam. Kira-kira member NCT sedang beristirahat di kamarnya masing-masing. Karena Yeosin pikir hari ini jadwal mereka tidak begitu padat dari biasanya. Namun, beberapa saat seseorang tengah keluar dari salah satu kamar. Ia keluar dengan setengah sadar.

"Oh Noona?" tegurnya saat melihat Yeosin yang duduk di ruang tengah.

"Eoh, Haechan-a. Eodiga?" tanya Yeosin memastikan salah member NCT yang ia anggap dongsaengnya sendiri itu.

"Aku ingin mengambil minum." Haechan menjawab sambil mengusap-usap matanya seakan ia masih terjaga dari rasa kantuknya.

"Eum.. arrasseo" jawab Yeosin singkat. Haechan pun berjalan menuju dapur dan mengambil segelas air putih untuk diteguknya. Namun, sesaat ia menyadari sesuatu.

"Ee.. Noona?" ia seakan ingin menyampaikan sesuatu pada Yeosin.

"Wae?"

"Taeyong Hyung, aku rasa dia masih berlatih di ruang latihan. Dia tidak ada dikamar.." ungkap Haechan yang membuat Yeosin segera bangkit dari duduknya.

"Jinjja?" tanya Yeosin tidak percaya. Haechan pun mengangguk. Yeosin pun segera berjalan ke arah kamar dimana Taeyong sekamar dengan Haechan. Dan benar saja namja itu tidak ada disana. Ia pun segera keluar dari dorm dan menuju ke arah ruang latihan yang berada di agensi perusahaan yang tidak jauh dari dorm mereka.

Dengan langkah lebarnya, ia pun sampai di ruang latihan yang lampu ruangan tersebut tidak ia hidupkan dan hanya beberapa yang terang. Yeosin masuk dan segera menyalakan semua lampu yang ada dalam ruangan tersebut. Tindakan Yeosin membuat Taeyong yang tadinya sibuk meliuk-liukkan badannya mengikuti irama lagu yang tersalur dari headset di telinganya, kini ia berhenti dan pandangannya berhenti pada cermin yang disana ada pantulan diri Yeosin yang sedang menatap sangar ke arahnya. Ia melepas satu headsetnya dan kini sukses menatap ke arah Yeosin yang tengah berjalan mendekat ke arahnya.

"Kau. Kenapa masih disini?" tanya Yeosin merasa kesal.

"Aku sedang berlatih" jawabnya singkat. Yeosin menghela nafas beratnya.

"Kau sudah berlatih cukup keras, Taeyong-a. Geumanhaera!" ungkap Yeosin.

"Arrasseo, 15menit lagi" pintanya dan sudah memasang headsetnya lagi. Namun, dengan tanggap Yeosin sudah melepas headset itu dari telinga Taeyong dan segera mengambil ipod di sakunya untuk disitanya.

"Aku menyita ipodmu sampai kau benar-benar mau mendengarkanku" kata Yeosin.

"Jangan khawatirkan aku" celah Taeyong. Yeosin menatapnya tidak suka.

"Aku manajermu. Aku berhak untuk mencegah dan menjagamu agar kau tidak sakit" tegas Yeosin.

"Arra" jawab Taeyong. Yeosin pun segera memutuskan langkahnya untuk kembali ke dorm diikuti Taeyong.

Mereka pun kembali ke dorm. Yeosin kembali duduk di ruang tengah.

"Istirahatlah!" ucap Yeosin. Namun, Taeyong berjalan searah dan ikut duduk di ruang tengah bersama Yeosin membuat yeoja itu menatap bingung.

"Mwohae?" tanyanya.

"Aku ingin disini sebentar.." jawabnya. Yeosin pun hanya bisa menghela nafas dan memejamkan matanya. Kondisi badannya tidak begitu stabil membuat kepalanya pusing.

"Gwaenchana?" suara Taeyong membuat Yeosin kembali membuka matanya dan memperhatikannya.

"Mwo?" tanyanya tak mengerti.

"Kau sakit, kan. Kau sudah pergi ke dokter dan minum obat?" tanya Taeyong yang membuat reaksi Yeosin hanya dengan gelengan.

"Aku baik-baik saja. Aku tidak pergi ke dokter dan aku tidak suka obat" jawab Yeosin dengan lengkap. Tiba-tiba dikening Yeosin sudah terlampir telapak tangan Taeyong yang tengah mengecek suhu badan Yeosin.

"Kau sudah mendidih seperti ini, kau bilang baik-baik saja? Hei.. Kau ingin menjagaku tapi justru kau yang tidak bisa menjaga dirimu sendiri?" oceh Taeyong. Yeosin hanya mendesis mendengarnya mengomel.

"Nan gwaenchantanikka..." rengek Yeosin masih pada pendiriannya. Ia juga sudah menepis tangan Taeyong dari dahinya.

"Aku akan ambilkan obat.." ucap Taeyong dan segera berdiri dari duduknya. Ia akan melangkahkan kakinya, tapi Yeosin dengan cepat menahan lengan namja itu.

"Shireooo.." rengek Yeosin yang membuat Taeyong kembali ke duduknya. Taeyong jadi memperhatikan Yeosin yang menjadi sedikit manja.

"Arrasseo, aku akan menyembuhkanmu tanpa obat apapun" ucapan Taeyong membuat kening Yeosin mengerut.

"Mw---"

Dalam benak Yeosin saat itu, Ciuman adalah penyembuh alternatif yang sangat terpercaya. Dengan berciuman, jika seseorang sedang terkena deman dan flu, ia akan merasa baikan dalam beberapa jam lalu esoknya akan kembali fresh. Namun, penyakit itu seakan berpindah pada seseorang yang tadinya tidak sakit, karena telah mencium atau dicium oleh seseorang yang tadinya mengalami sakit.

Yeosin pun terkejut. Ia segera mengedarkan pandangannya takut-takut member NCT ada yang masih terbangun dan memergoki apa yang Taeyong lakukan.

"Kau gila?" teriak Yeosin yang tertahan. Taeyong tersenyum.

"Aku menyembuhkanmu" jawab Taeyong dengan santai.

"Ya! Aku menjagamu agar kau tidak sakit. Tapi, kenapa kau malah membuat dirimu sendiri sakit sekarang?" Yeosin merasa frustasi dengan apa yang Taeyong lakukan barusan.

"Kalau kau besok sakit bagaimana?" Yeosin mengeluh dan menutup wajahnya.

"Aku akan baik-baik saja" jawab Taeyong pasti. Yeosin membuka kasar tangannya yang tadi menutup seluruh wajahnya.

"Ya! Mwoga gwaenchana? Mana ada orang yang baik-baik saja setelah mencium bibir seseorang yang sedang sakit?" gertak Yeosin. Taeyong hanya tersenyum dan segera meninggalkan Yeosin yang masih merasa kesal.

"Kau menyebalkan, Taeyong-a" Yeosin menggigit bantal yang ada di sofa dan mengeluh sepanjang malam.

 ***

Komentar

Postingan Populer