The Journey


Awalnya, ketika kau berhasil membuatku hancur dan berusaha meninggalkanku. Dengan sekuat tenaga aku berdoa walaupun dengan hati yang selalu tertekan setiap harinya tanpa kehadiranmu satu bulan itu. Namun setiap hari saat kau berusaha meninggalkanku, kau masih tetap berusaha menjalin hubungan baik dengan tetap mengirimku pesan dan menelfon tanpa kau tahu aku menahan rasa sakit, kecewa, marah tapi juga rindu setiap kali. Tapi aku selalu menetapkan hatiku, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Aku harus tetap memaafkan dan tidak membenci dengan keadaan apapun. Karena kau pernah menjadi bagian yang sangat spesial dihidupku.

Setelah satu bulan pun berlalu, aku tidak tahu apa rencana Tuhan. Kita bahkan dipertemukan untuk pertama kalinya lagi. Tanpa aku tahu kau akan benar-benar ada dihadapanku saat itu. Aku mencoba menormalkan denyut jantungku yang mulai merasakan sakit, tapi sangat sangat merindukanmu. Ingin menggenggam tanganmu, berlari kepelukanmu, tapi hanya angan yang ku ketahui. Namun ada hal yang bisa ku lakukan juga saat itu dihadapanmu. Berpura-pura tetap tersenyum lebar ke arahmu, dan duduk didepanmu dengan menunjukkan semua kepalsuan bahwa aku baik-baik saja tanpamu. Aku tidak tahu bagaimana harus mengingat hal yang sudah aku dan kau lalui ketika kita pertama kali dipertemukan lagi. Saat itu kau menggenggam tanganku lagi yang entah kau merasakan kehangatan yang ku rasakan seperti sedia kala atau tidak. Bagiku, aku senang walaupun masih selalu teringat kenangan pahit yang kau ciptakan untukku. Yang kupastikan saat itu, aku berdoa pada Tuhan dengan setulus hatiku.

"Jika dia memang jodohku, tolong jangan pisahkan aku dan dia. Jika memang bukan jodohku, tolong jangan membuatku menaruh perasaan terdalamku untuknya lagi." doa yang ku rasa saat itu adalah harapan pasrah yang ku punya.

Namun, semakin aku dekat dengannya lagi. Semakin aku memulainya lagi dengan hal baru dengannya. Doaku berubah seiring berjalannya waktu.

"Jangan buat dia pergi dariku. Aku sudah memberikan semua yang ku miliki untuknya. Aku sayang padanya. Aku mencintainya. Walaupun terkadang aku membencinya, juga diriku sendiri." mungkin aku serakah, tapi aku tidak pernah berpaling darinya selama ini.

Dimulai dari 2016 terakhir, hingga saat ini yang kurasakan padanya adalah "Nyata".

Komentar

Postingan Populer