Short Story - Spesial Kejutan Ulang Tahun
Yuki
berjalan menuju kamar kesayangannya. Ia duduk di meja belajar yang di
sampingnya terdapat rak buku yang berisikan koleksi novel miliknya. Sejenak ia
memandangi rak buku yang ia punya dengan cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia
berhenti pada satu titik rak buku yang membuat dirinya dalam kediaman. Ia
mencoba menggeser kursi yang berkakikan roda itu dengan gerakan seduktif,
tangannya pun bergerak menggeser pembatas kaca rak bukunya. Dirinya mulai
mengamit sebuah buku yang tidak cukup tebal, juga tidak begitu tipis. Bibirnya
bergumam membaca Judul buku yang bertuliskan “Kenangan Terindah”. Ia pun mulai
membuka lembar halaman demi halaman. Otaknya sendiri mulai di putarnya ke masa
dimana Felix, seseorang yang begitu spesial baginya, memberikan kejutan indah
untuknya.
Hari ini tanggal 31 November, jam menunjukkan jarinya ke
pukul 8 malam. Hari itu, Yuki begitu di sibukkan dengan beberapa tugas yang
belum sempat ia bereskan. Ia mengeluh, karena harus menyelesaikannya malam itu
juga. Ia mengerjakannya dengan hati yang cukup lelah, bahkan matanya sudah
mulai sayup-sayup karena mengantuk. Fikirannya sendiri tak sejalan dengan tugas
yang di kerjakannya. Ia memikirkan usianya yang akan bertambah dalam hitungan
waktu. 1 Desember adalah hari kelahiran Yuki. Ia berfikir, apa seseorang yang
sangat spesial untukknya akan ingat hari ulang tahunnya, atau kah akan lupa
begitu saja. Ia terus berharap dan berharap, bahwa bertambah umurnya kali ini
akan membawanya pada umurnya yang ke-17 tahun, dan ia bisa mendapatkan kejutan
istimewa dari Felix, seseorang yang sudah menetap di hatinya selama kurang
lebih 2 tahun.
Jam menunjukkan pukul 23.55. Yuki sudah terlelap dengan
sendirinya, ia sudah begitu terjaga ke alam bawah sadarnya. Mungkin karena
tugas yang begitu banyak di kerjakannya, membuatnya lelah dan terlelap dengan
cepat. Selang beberapa menit, arah jarum jam sudah menunjukkan pukul 24.00 dan
ponsel Yuki bergetar hingga membuatnya terbangun. Sebuah alarm berdering, ia
yang masih tak sepenuhnya tersadar mengerutkan alisnya. Kenapa alarmnya
berbunyi di pukul tengah malam begini, fikirnya. Tiba-tiba saja, sebuah ketukan
keras di pintu kamarnya membuatnya sedikit terlonjak. Membuatnya sedikit malas
untuk beranjak membukakan pintu. Dirinya kini sudah berada di ambang pintu dan
mulai memutar kenop pintu dengan pasti.
Yuki yang tadinya masih merasa mengantuk, kini matanya
sudah sukses terbelalak sangking terkejutnya. Ia melihat Felix berdiri tegap di
hadapannya dengan menompang sebuah tart pink yang bertuliskan “Happy Birthday
ke-17 Sayang”. Tak terkecuali, di balik punggungnya ada Ibu, Ayah, dan juga
Kakak dari Felix yang bernama Tian. “Fel..” bibir Yuki terasa keluh. Ia sampai
membungkam mulutnya sendiri untuk menahan haru. Walaupun Yuki dan Felix sering
kasih kabar lewat media sosial, yang namanya rindu dalam pertemuan ya
begitulan. Mereka memang berpacaran jarak jauh, karena Felix yang jauh
tinggalnya dari Yuki. Felix menyodorkan kue tart ke arah Yuki. “Ayo tiup
lilinnya, sebelum itu, buat permohonan dulu ya” Yuki tersenyum dengan indahnya,
ia mengangguk dan mulai menangkup kedua tangannya, ia berdoa dalam hatinya.
Setelah itu ia meniup lilinnya.
Malam itu adalah malam bersejarah untuk Yuki. Kejutan
indah darinya membuat Yuki merasakan haru. Tak hanya itu, kado sepasial yang di
terimanya semakin membuat haru pada dirinya. Felix yang memang gemar dengan
fotografi, hasil jepretan yang berisikan semua expresi dirinya yang di ambil
dengan hasil yang sangat bagus. Begitu lengkap dengan setiap kata mutiara yang
ia tulis di samping foto yang tertempel dalam buku sepeti agenda harian
miliknya. Yuki sangat bersyukur karena Tuhan mendengar doanya, tentunya ia juga
sangat bersyukur karena Tuhan mengirimkan seseorang yang begitu spesial di hatinya.
Selalu bisa membuatnya tersenyum dan bahagia. Terima Kasih untuk semua yang kau
berikan padaku tanpa pamrihmu, Felix...
Komentar
Posting Komentar