I ♥ TY (20) - February 23, 2017
Yeosin
terlihat rapi dengan setelan casual yang cukup santai. Ia mengenakan celana
kaos hitam panjang yang pas dengan kaki pendeknya, lalu sweater merah maroon
yang terlihat kebesaran di tubuhnya yang mungil. Tinggi badannya memang hanya
163 centimeter. Ia bahkan lebih pendek dari member NCT Dream yang rata-rata
umurnya jauh lebih muda dari umurnya. Karena ia tak ingin merasa gerah, ia mengikat
rambutnya ala kuncir kuda, lalu menyisihkan sedikit rambutnya untuk menutupi
garis pipinya yang terlihat chubby namun tetap selaras dengan poni rambutnya.
Jam menunjukkan pukul 11 siang,
Yeosin berada di ruang recording menemani Mark yang tengah berlatih untuk
melawan rivalnya dalam program High School Rapper di Mnet. Mark sibuk dengan
lirik yang masih berusaha ia hafal. Yeosin sendiri sibuk dengan ponselnya.
"Mwoya ige??" teriak Yeosin dengan amarah yang meluap. Saat
itu tiba-tiba Yeosin yang tadinya duduk santai, berdiri dengan spontan
mengejutkan Mark di sampingnya.
“Ah, Noona mengejutkan saja,
waeire?” Mark menatap yeoja di sampingnya dengan penuh tanya. Yeosin diam tak
bergeming. Namja itu pun mendekat dan melihat ke arah ponsel yang yeoja itu
pegang. Mark melebarkan pandangannya. Lalu menyentuh pundak Yeosin.
“Noona” serunya lemah. Yeoja itu
menoleh dan menatap Mark.
“Gokjong hajima! Kau fokus saja apa
yang kau lakukan, arra?” ucap Yeosin dengan sigap. Ia pun sudah berjalan
meninggalkan ruang recording untuk mencari seseorang yang ia khawatirkan
sekarang.
“Kenapa artikel itu muncul lagi?”
racau Yeosin saat ia berjalan dengan langkah lebar. Ia melangkahkan kakinya ke
arah ruang latihan yang sudah menjadi tempat favorit namja itu. Saat ia sampai,
benar saja ia melihat namja itu dengan lihai meliuk-liukkan tubuhnya.
Yeosin menghampirinya dengan
langkah pelan. Namja itu masih sibuk dengan aktifitasnya dan tidak menyadari
keberadaan Yeosin di belakangnya. Namun, saat namja itu melihat ke arah kaca
yang berada di hadapannya, ia melihat pantulan sosok Yeosin disana. Tatkala ia
pun segera melepas headset kesayangannya dan memutar tubuhnya untuk melihat
dimana Yeosin berdiri.
"Wasseo.." namja itu mengembangkan senyumnya. Yeosin tidak yakin, ia
mengatakannya atau tidak. Namja itu sudah mengetahui artikel itu atau justru ia
belum melihatnya. Yeosin pun melangkah lebih dekat pada namja itu.
"Yong-a" panggilnya saat jarak keduanya sudah begitu dekat.
"Eum.. Wae?" expresi namja itu terlihat biasa membuat Yeosin bertanya-tanya.
"Kau sudah melihatnya?" Yeosin mencoba memancing apa yang diketahuinya, diketahui juga oleh namja itu.
"Aku baik-baik saja" jawaban Taeyong tak membantah apa yang ia tahu. Yeosin ikut merasakan sesak di dadanya. Namja itu harus menahan rasa sakit untuk kesekian kalinya. Yeosin menyita ponsel dan menarik headset yang tadinya berada di tangan Taeyong. Namja itu diam tak membantah apapun yang Yeosin lakukan padanya.
Yeoja itu sudah menariknya keluar ruang latihan dan mengajaknya menuju ke dorm dan membawanya masuk ke dalam kamar Yeosin. Ia mendorong tubuh Taeyong agar duduk di tepi ranjangnya. Yeosin sendiri ikut duduk bersila di tempat tidur dan menghadap ke arah Taeyong yang duduknya berlawanan arah, namun pandangannya memperhatikan Yeosin.
"Apanya yang baik-baik saja, huh? Aku tau artikel itu bermaksud mengklarifikasi kebenaranmu. Tapi, aku tau kau melihat mereka yang membencimu di luar sana semakin mencaci—"
"Tenanglah.." Taeyong menyela Yeosin yang semakin panik. Yeoja itu belum bisa mengontrol sindormnya sendiri.
"Aku tau kau berusaha melindungiku. Aku bersyukur kau selalu bersusah payah melakukan yang terbaik untukku. Aku bisa mengatasinya.. Agensi ini akan melindungiku dan aku akan bekerja keras dengan melakukan yang terbaik" Yeosin melihat dengan mata sayunya. Dadanya naik turun merasakan perih yang cukup kuat untuk membuatnya rapuh. Apalagi semua itu bersangkutan dengan Taeyong.
"Aku terluka jika kau terluka.." kata Yeosin. Yeoja itu sudah mendekatkan tubuhnya dan mendekap Taeyong dalam pelukannya. Tangan kanannya mengusap lembut rambut namja itu, lalu tangan kirinya mengusap punggung Taeyong yang berada dalam dekapan Yeosin.
"Aku tidak apa-apa" ungkap Taeyong.
Namja itu juga mencoba
menenangkan Yeosin dengan mengusap lembut rambutnya. Yeoja itu kini melepas
pelukannya perlahan. Kedua telapak tangan kurusnya menangkup wajah Taeyong.
Jari-jemarinya menelusuri untuk mengusap lembut wajah namja itu. Yeosin menarik
wajah tampan namja di hadapannya untuk mendekat pada wajahnya. Secara perlahan
namun pasti, yeoja itu menempelkan bibir ranumnya pads bibir mole milik
Taeyong. Awalnya memang hanya saling menempel, kemudian Yeosin mengecupnya
dengan lembut, membuat Taeyong ikut ke dalam situasi tersebut dan melumat bibir
Yeosin beberapa kali. Lalu, Yeosin melepasnya secara sepihak dengan
menggantungkan situasinya yang masih berdekatan namun hanya menyisakan deru
nafas keduanya yang saling bersahutan. Kecupan cukup lama dari Yeosin
tersampaikan dan kemudian saat ciuman itu sudah terlepas lagi, ia sudah membuka
matanya untuk memperhatikan wajah Taeyong di hadapannya.
"Don't get sick easily, don't get injured, eat more, rest well. Promise me, please.." Yeosin menatap dengan dalam.
"Mianhae, i am having a cold now" jawab Taeyong dengan jujur. Sunggingan di bibir Yeosin membuat tanya di pikiran Taeyong. Tanpa ia duga, yeoja itu mencium kembali bibir Taeyong semakin dalam.
"Don't get sick easily, don't get injured, eat more, rest well. Promise me, please.." Yeosin menatap dengan dalam.
"Mianhae, i am having a cold now" jawab Taeyong dengan jujur. Sunggingan di bibir Yeosin membuat tanya di pikiran Taeyong. Tanpa ia duga, yeoja itu mencium kembali bibir Taeyong semakin dalam.
***
Komentar
Posting Komentar