I ♥ TY (15)


Taeyong berdiri sambil meringkukkan tubuhnya di mantel tebal miliknya. Beberapa kali ia mengusap hidungnya yang sedikit memerah. Ia terlihat kedinginan.

"Ya!" teriak seorang yeoja dibalik punggungnya membuatnya berbalik dan menatap yeoja tersebut.

"Kenapa kau menungguku diluar, eoh? Cuacanya sangat dingin. Ayo kita masuk" yeoja itu menyeretnya untuk masuk kedalam gedung apartemen yang ditinggali yeoja itu. Yeoja itu menyeret lengan Taeyong menuju ke arah lift. Saat mereka berdua sudah berada di dalam lift, yeoja itu menolehkan pandangannya ke arah namja tersebut.

"Gwaenchana?" tanya yeoja itu merasa khawatir. Taeyong mengusap hidungnya dan mengangguk yakin.

"Gwaenchana" jawabnya singkat. Saat itu pintu lift telah terbuka. Taeyong dan yeoja itu segera keluar dari lift dan menuju ke apartemen yeoja tersebut. Keduanya pun memasuki apartemen milik yeoja itu.

"Masuklah! Aku akan membuatkan sesuatu yang hangat untukmu" katanya. Taeyong pun duduk di sofa dan sedikit meringkuk, hawa dingin masih menyelimuti tubuhnya. Beberapa detik kemudian, yeoja itu kembali dan melihat Taeyong dengan posisi meringkuk. Ia pun dengan segera sambil membawa coklat panas ke arah Taeyong.

"Gwaenchana?" ia terlihat sangat khawatir. Taeyong menggosokkan kedua tangannya.

"Dingin sekali, Yeosin-a" yeosin pun dengan segera memberikan gelas yang berisikan coklat panas untuk Taeyong pegang.

"Kau pegang coklat panas ini, minumlah sedikit-sedikit kau akan merasa lebih baik. Aku akan mengambilkan selimut untukmu." yeosin pun bergegas menuju kamarnya dan mengambil beberapa selimut tebal dilemarinya. Setelah didapatkannya, ia segera membalutnya ke tubuh Taeyong. Namja itu hanya menurut saja. Setelah yeosin balutkan semua, ia melihat Taeyong lebih dekat.

"Ije gwaenchana?" tanyanya sambil mengarahkan kedua telapak tangannya ke kedua sisi pipi mulis Taeyong. Namja itu mengangguk.

"Tanganmu hangat sekali" serunya sambil memejamkan matanya merasa sedikit membaik. Yeosin memperhatikannya dan melihatnya dengan rasa khawatir. Ia mencondongkan wajahnya dan mencium bibir namja itu tanpa sepengetahuannya. Tadinya Taeyong yang sedang memejamkan matanya, kini sudah sukses terbuka. Matanya sedikit melebar, namun saat ia merasakan pagutan dari bibir Yeosin yang hangat, ia jadi merasa nyaman dan refleks memejamkan matanya kembali. Untungnya Taeyong sudah tidak memegang gelas berisikan coklat panas yang Yeosin berikan tadi padanya.
***

Komentar

Postingan Populer