I ♥ TY (17)


Aku duduk dan sibuk dengan ponselku. Aku melihat-lihat artikel yang menerbitkan berita NCT. Banyak sekali yang memposting di sosial media mengenai mereka. Aku benar-benar tidak memperhatikan sekelilingku hingga tangan kurus seseorang tengah memelukku dari arah samping kanan. Dagunya sudah bertumpu di bahuku dan memperhatikan apa yang aku lakukan.

"Mwohae?" tanyanya penasaran. Aku yang tadinya fokus kini sukses mengalihkan pandanganku ke arah kananku dan disana sudah ada Taeyong dengan wajah yang, ughh dia selalu membuat pautan di bibirnya.

"Aku hanya melihat-lihat perkembangan kalian di media sosial" jawabku sekenanya. Beberapa jam yang lalu, mereka baru saja menyelesaikan konser mini mereka di Jepang, tepatnya di Sapporo. Kini mereka sudah kembali di hotel dan besok NCT 127 akan ada jadwal Hi-touch kemudian mereka baru akan kembali ke korea untuk melanjutkan comeback stage mereka.

"Taeyong-a, giliranmu" itu suara Yuta. Ia masuk kedalam kamar yang terhuni Taeyong dan aku. Ia menyerahkan sebuah ponsel pada Taeyong "Jangan lupa upload juga fotoku" setelah itu kembali berjalan keluar kamar. Aku memperhatikannya.

"Vyrl?" tanyaku memastikan. Namja itu mengangguk. Aku pun tidak mengganggunya dan membiarkan dia berpose sebebasnya. Beberapa detik kemudian aku mengecek vyrl NCT dan menyipitkan mataku.

"Jinjja" kataku sedikit kesal. Taeyong memperhatikanku bingung.

"Wae?" ia mendekat dan duduk di sampingku.

"Ige mwoya?" rengekku. Ia melihat fotonya dan menatap ke arahku

"Wae? Isanghae? Apa aku tidak terlihat tampan?" dia bingung dan sedikit panik melihat reaksiku.

"Ya! Kau terlalu tampan.. Expresimu itu membuat mereka (fans) di luar sana akan semakin mencintaimu" rengekku yang membuat bola matanya memutar.

"Aku kira aku melakukan kesalahan" gumamnya yang masih kudengar.

"Benar. Kau melakukan kesalahan" ucapku kesal.

"Kau pasti senang kan, kau akan mendapat banyak yeojachingu lagi. Berapa ratus yeoja lagi kau akan kau ajak kencan, hah?" nadaku semakin tidak enak. Namun, namja itu tidak terlihat kesal justru mengulum senyumnya. Aku jadi malas menatapnya.

"Neo chiltu aniya?" sindirnya padaku. Aku mendelik "Aniji" sanggahku. Walaupun aku sangat tau kalau aku memang sedang cemburu.

"Lalu kau ingin aku menghapusnya?" dia masih melebarkan senyumnya.

"Percuma saja, mereka juga sudah banyak yang menggunggah fotomu di beberapa social media yang lain" ungkapku. Ia memelukku erat.

"Mianhaee" ucapnya dengan memelukku lembut. Usapan di punggungku membuatku merasa nyaman. Aku hanya diam merasakan belaian tangannya di kepalaku.

***

Komentar

Postingan Populer