I ♥ SY (1)

Seungyoun melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung perusahaan yang sekarang di naunginya. Beberapa member yang baru saja akan keluar dari Van bingung melihat tingkah Seungyoun yang excited. Walaupun sebenarnya hal itu sangat lumrah bagi Seungyoun.
Seungyoun berjalan dengan senyum lebar. Jemarinya pun lihai mengetikkan suatu kata di atas keypadnya. Kini ia pun tiba di depan pintu sebuah kantor yang cukup besar. Ia mengetuk pintu tersebut kemudian ada seorang namja menampakkan rupanya.
"Hi, Hyung" sapa Seungyoun dengan riang.
Ia melambaikan tangannya. Yang membuka pintu terbengong seketika. "Kau sedang apa disini?" saat pertanyaan itu terlontar dari namja tersebut tiba-tiba ada sebuah kepala seseorang yang melongo dari arah pantry yang hanya terhalang oleh sebuah papan putih. Melihat itu Seungyoun berjalan masuk ke dalam kantor tersebut tanpa memperdulikan pertanyaan dan dengan senyum lebarnya.
"Good morning, Yeosin-ah" sapa Seungyoun dengan nada yang masih riang. Yeoja yang ia sapa dengan nama Yeosin ikut bingung persis apa seperti namja yang membukakannya pintu barusan, sebenarnya namja itu adalah menejer Yeosin.
Di ruangan tersebut hanya ada Yeosin dan menejernya, lalu sekarang Seungyoun juga sudah berada disana.
"Neomuhae! Kau tidak menerima pesanku?" tanya Seungyoun dengan mengerucutkan bibirnya.
"Ah, mian. Aku tidak memperhatikan ponselku" Yeosin menatap tak enak hati namun tetap memandang Seungyoun yang sudah duduk di meja dimana yeoja itu berdiri dan sedang membuat coklat panas.
"Yeosin-ah, aku ingin kopi. Bisa kau buatkan untukku?" Seungyoun membuat Yeosin kembali tak menduga tingkahnya. Tapi yeoja itu mengangguk dan menyimpulkan senyumnya yang ia tahan agar tidak terlalu lebar karena disitu ada menejernya.
"Kalian.." tiba-tiba suara sang menejer menginterupsi pergerakan Yeosin yang tadinya akan membuatkan Seungyoun kopi untuknya. Karena namja itu sangat menyukai kopi.
"Kau kalau ingin bertemu Yeosin kenapa tak bilang padaku, Youn-ah.. Kau tau aku terkejut melihatmu di depan pintu tadi" ulas menejer Yeosin dengan rengekannya. Saat itu Yeosin masih tidak bisa menangkap apa yang terjadi. Kemudian Seungyoun membalas dengan kekehan.
"Kkk~ mianhaeyo, Hyung. Aku sudah mengirim pesan kepada Yeosin. Yah ternyata dia tidak melihatnya" ucap Seungyoun berusaha memberi alasan. Sang menejer saat itu hany mengangguk-angguk kecil.
"Yasudah, ku tinggalkan kalian berdua. Tapi jangan macam-macam. Dan jangan begitu lama! Kau juga ada schedule kan pagi ini" setelah mengatakan itu ia keluar dari ruang kantor tanpa mendapat jawaban dari Seungyoun.
Sekarang ini hanya tinggal mereka berdua berada di dalam ruangan tersebut. Yeosin masih membeku di tempatnya. Seungyoun memperhatikan Yeosin dan mengeluarkan kekehan-kekehan kecil. Yeosin yang ditatap pun masih terdiam.
"Kopiku?" pinta Seungyoun pada Yeosin yang akhirnya membuat yeoja itu tersadar kemudian melanjutkan aksinya membuatkan kopi untuk Seungyoun. Tidak lama, karena memang hanya ada kopi instan diseduh dengan air hangat begitu saja.
"Kenapa kau tiba-tiba ada disini sepagi ini, Seungyoun-ah?" Yeosin akhirnya juga mempertanyakan kedatangan Seungyoun di kantornya. Sambil menyeruput kopi instan yang Yeosin buatkan untuknya, ia menatap Yeosin dengan lembut kemudian beralih memutar pelan gelas yang berada di tangannya berisi kopi tersebut sepintas, lalu kembali memperhatikan Yeosin. Masih belum menjawab, Seungyoun yang seperti menimang jawabannya, tak dihiraukannya lagi untuk menjawab Yeosin ia menegak habis kopi tersebut karena air yang Yeosin gunakan tidak begitu panas, sehingga tidak akan melepuhkan tenggorokannya. Setenggak habis, Seungyoun lalu meremas gelas dus yang berisi kopinya tadi kemudian melemparnya ke arah sampah yang ada di belakang tubuh Yeosin walaupun masih berjarak beberapa senti lebih jauh dari Yeosin.
Mata Yeosin seakan mengekor ke arah Seungyoun memlemparkan sampah tersebut. Saat ia kembali berbalik akan memperhatikan Seungyoun lagi. Seseorang tengah menangkup wajah kecilnya dengan kedua tangan yang nampak besar di hadapan Yeosin. Kemudian sematan di bibir Yeosin tersampaikan beberapa detik dan mampu mematungkan tubuh Yeosin yang tak siap karena interaksi secara tak terduga dari Seungyoun.
Singkat tapi terasa. Itu yang ada di pikiran Yeosin saat ini. Karena kecupan Seungyoun sudah tidak terpaut lagi di bibir yeoja itu.
"Kata menejer jangan macam-macam, Seungyoun-ah. Disini kan ada cctv" Yeosin menatap cemberut Seungyoun yang berada di hadapannya saat itu. Seungyoun tersenyum dan mengusap lembut pipi yeoja itu.
"cctv di perusahaan jika sepagi ini tentu belum diaktifkan, Yeosin-ah. Tak perlu khawatir. Aku juga senang sudah melihatmu" ucap Seungyoun sangat manis.
"Jinjja?" tanya Yeosin tidak percaya. Seungyoun mengangguk lalu memutar tubuh Yeosin mengarahkan ke arah dimana cctv terletak.
"Kau lihat cctv itu, lampu yang ada di atas tidak menyala merah. Jadi kita tidak terekam oleh cctv" sebenarnya kalau itu Yeosin juga tau, tapi ia tidak memperhatikan sedetail itu dan jika cctv di perusahaan ini tidak selalu di aktifkan.
Saat posisi mereka masih berdekatan, Yeosin memperhatian Seungyoun lekat-lekat. Yang ditatap pun tak merasa keberatan, justru ia mencondongkan wajahnya untuk melihat Yeosin lebih dekat namun tak melakukan apa-apa. Kemudian Yeosin teringat sesuatu.
“Ah! Tadi reaksi apa yang menejerku lakukan? Bagaimana dia bisa dengan mudah mengijinkanmu berdua denganku di ruangan ini? Padahal selama ini aku tidak pernah cerita dan berusaha menyembunyikan perasaanku. Tapi, kau malah memberitahu jika kau-“ kalimat Yeosin menggantung, ia memperhatikan mimik wajah Seungyoun yang mengulum senyum mendengar ocehannya barusan. Ia sadar bahwa ia banyak bicara dan mengucapkan hal yang seharusnya ia pendam tapi justru ia akui di depan orang yang seharusnya tidak mendengar itu.
Seungyoun terlihat memicingkan matanya bermaksud menggoda Yeosin dengan memandangnya intens. “Barusan kau bilang apa, Yeosin-ah? Aku? Kenapa denganku? Lalu, perasaan apa yang kau sembunyikan dari Hyung?” Seungyoun suka sekali menggoda yeoja didepannya ini. Sikapnya sangat lucu dan menggemaskan. Ia jadi tidak tahan untuk tidak menggodanya jika bertemu. Yeosin sangat sangat tau bahwa Seungyoun menggodanya sehingga ia mencubit pelan pinggang Seungyoun yang tubuhnya tak jauh darinya. Seungyoun hanya terkekeh melihat itu. Yeoja itu selalu tidak bisa menghindar dari Seungyoun dan selalu pasrah.
“Hehe.. Aku memang memberitau Hyung. Karena aku dekat dengannya, Yeosin-ah. Ia pernah beberapa tahun menjadi menejerku dulu. Lalu kau mulai debut, jadi aku menyarakan untuknya menjadi menejermu. Karena aku akan selalu tau kabarmu darinya. Bukan untuk hal negatif menitipkannya padamu. Tapi, dia juga baik aku tau. Aku ingin berusaha menjagamu walaupun tidak ada disampingmu” kata-kata Seungyoun membuat Yeosin menggigit bibir bawahnya. Ia tidak menyangka Seungyoun memperhatikannya sedemikian yang membuatnya terharu.
“Aku–tidak tau kau melakukan hal itu” ucap Yeosin yang tepatnya ia tidak tau harus membalas Seuangyoun apa “Gomawo, Seungyoun-ah” sambung Yeosin, ia hanya mengucapkan hal itu dengan tulus. Seungyoun lega karena Yeosin tidak tersinggung dengan apa yang ia lakukan untuknya.
“Baiklah. Sudah waktunya aku kembali, mungkin member yang lain juga sudah menungguku. Aku pergi ya..” ucap Seungyoun yang sebenarnya tak rela hati meninggalkan Yeosin. Yeoja itu mengangguk dan mengembangkan senyum termanisnya.
“Josimhaera~” Seungyoun mengangguk patuh kemudian berjalan meninggalkan Yeosin yang hanya bisa melihat kepergiannya untuk kembali beraktifitas sebagai Idol korea.

Komentar

Postingan Populer