I ♥ TY (22) - Saranghae♥
Yeosin duduk di ruang latihan sendirian. Ia melihat
ke arah ponselnya yang sudah penuh dengan notif pesan dan panggilan dari
seseorang. Bibirnya melengkung, walaupun hanya senyuman singkat. Kemudian ia
sudah menekan tombol hijau di layar ponselnya. Ia menelfon seseorang yang
sempat ia abaikan panggilannya. Tak lama ia mendengar suara khas seseorang yang
sangat familiar.
“Yeoboseyo, Yeosin-a” panggilnya di seberang, yeoja
itu tersenyum simpul dengan mata sayunya.
“Eo, Taeyong-a” jawabnya singkat.
“Ya, gwaenchana?” suaranya sedikit meninggi.
Lagi-lagi yeoja itu tersenyum simpul.
“Nan gwaenchana, Yong-a” jawaban itu membuat Taeyong
bernafas lega.
“Kenapa kau tidak menghubungiku? Kau juga tidak
mengangkat telfon dariku, kau dari mana saja? Aku mengkhawatirkanmu” serunya
dengan berisik. Mata sayu Yeosin berkedip pelan beberapa kali.
“Aku sibuk untuk beberapa waktu. Mianhae, aku tidak
menghubungimu begitu kau sampai di Thailand. Aku melihat kerusuhan yang terjadi
di bandara, kau baik-baik saja?” Yeosin mulai menunjukkan kekhawatirannya.
“Hm, aku baik-baik saja. Ten, Jaehyun, Doyoung dan
Mark juga baik-baik saja. Tidak ada yang terluka dari kami. Aku kasihan pada
fans yang terjatuh saat itu” namja itu mulai larut dalam ceritanya.
“Gwaenchana, jarhaesseo” ucap Yeosin dengan lembut “Anjulryeo?” sambungnya.
Taeyong menggelengkan kepalanya, walaupun ia tau
bahwa Yeosin tidak akan melihatnya “Ajik, bogoshippo” jawabnya.
“Arra” balas Yeosin cepat “Nado” lanjutnya.
“Bogoshipo, Yeosin-a” seru Taeyong sekali lagi. Yeosin
tersenyum simpul.
“Jigeum eodiya? Mwohae?” tanya Taeyong ingin tau apa yang
yeojachingunya lakukan.
“Aku sedang berada diruang latihan sendirian dan sedang
menelfonmu, Neon?”
“Aku merindukanmu” ucap Taeyong lagi. Yeosin mendengus
saat tersenyum mendengar namja itu mengatakannya lagi.
“Kau sudah mengatakannya tiga kali, Yong-a.” Yeosin
mengingatkannya.
“Kalau begitu aku akan mengatakannya lagi..” ucap
Taeyong dengan rengekan. Yeosin jadi terkekeh mendengar rengekan namja
tersebut.
“Kau baru saja meninggalkan Korea beberapa waktu,
kau sudah sangat merindukanku ? Hm ?” Yeosin gemas mendengarnya.
“Aku benar-benar merindukanmu, Yeosin-a” ungkap
Taeyong lagi.
“Tidurlah~ aku akan menemuimu nanti di Thailand. Jangan menungguku!”
kalimat Yeosin barusan membuat Taeyong menyunggingkan senyum lebarnya.
“Jinjja-ya? Jinjja-chi?” seakan tidak percaya
Taeyong mengulangnya beberapa kali.
“Jinjja, yaksok” ucap Yeosin meyakinkan.
“Sekarang tidurlah! Kau harus istirahat cukup
agar kau tidak mudah sakit, arra?” Yeosin mulai bawel dan Taeyong semakin
melebarkan rasa bahagianya.
"Arra. Keundae, gidaryeo!" pinta Taeyong tiba-tiba.
"Wae?" Taeyong tidak segera menjawab, ia justru berselca, lalu mengirimkannya pada Yeosin.
"Arra. Keundae, gidaryeo!" pinta Taeyong tiba-tiba.
"Wae?" Taeyong tidak segera menjawab, ia justru berselca, lalu mengirimkannya pada Yeosin.
“Coba kau cek foto yang ku kirimkan padamu barusan” Yeosin
mengerutkan alisnya dan melihat ponselnya yang sudah menerima pesan gambar dari
namja itu. Saat ia membukanya, senyumnya melebar dan yeoja itu jadi ikut
merindukan namja tersebut.
“Eotte? Kau menyukainya?” tanyanya dengan antusias.
“Eo, Joha. Cepat lah tidur sekarang! Jaljara~ saranghae” jawab Yeosin.
“Saranghae” akhir kata Taeyeong sebelum menutup
panggilan tersebut.
***
Komentar
Posting Komentar