Hai!

Sampai kapanpun, segala hal perhatian yang ku berikan pada orang lain ngga akan pernah cukup. Kapanpun aku menebar kebaikan. Yang mereka pikirkan hanyalah kesalahan yang ku buat bahkan tanpa ku sadari. Mereka bahkan tidak mau menegurku, tapi justru mengabaikanku. Aku berusaha menutup segala kemungkinan dengan apa yang ku lakukan untuk berhati-hati dalam menjaga perasaan orang lain. Tapi aku selalu salah, aku yang ingin di mengerti, aku yang ingin di akui akan selalu terlihat salah dan seenaknya sendiri. Aku akan selalu terlihat bahwa aku berusaha untuk minta belas kasihan orang lain. Tapi aku hanyalah ingin merasa sama-sama nyaman. Apa aku salah? Kalau memang aku salah? Kenapa tidak ada yang berusaha meluruskan. Justru mereka mengabaikanku. Lalu, setelah itu baru menghakimiku dengan apa yang mereka rasakan. Siapa yang tidak berusaha menjadi dewasa? Apa selama ini aku berusaha untuk di nomor satukan. Aku sudah berjuang untuk tidak merepotkan orang lain. Aku berjuang untuk tidak bergantung kepada orang lain. Aku berjuang untuk selalu mengutamakan orang lain daripada diriku sendiri. Tapi aku tetap salah karena sifatku yang teranggap orang bahkan oleh yang dekat sekalipun bahwa aku ini hanya ingin selalu di mengerti, di akui, tanpa memikirkan perasaan orang lain. Aku berusaha keras untuk acuh dengan urusan orang lain, aku berusaha acuh untuk tidak begitu peduli pada orang lain. Tapi selalu ujungnya, aku yang terhakimi, aku yang salah. Justru selama ini yang sering aku rasakan adalah ketika aku senang, aku akan selalu ingat teman, sahabat. Tapi jika aku bersedih, yang bisa ku ingat hanya nenek. Aku tidak ingin membuat orang terbebani dengan kesedihanku, bahkan ketika aku ingin bercerita tentang masalahku, tentang perasaan yang sebenarnya aku rasakan ketika aku butuh untuk di dengar, aku bahkan menanyakan dahulu apakah mereka ada waktu, apakah mereka terganggu jika aku ingin curhat. Dan ujungnya, aku akan tetap di salahkan.Semua yang ku lakukan untuk mencoba mengerti keadaan dan perasaan orang lain, hanyalah sia-sia. Karena semua yang aku jelaskan, akan tetap sama. Aku yang salah dan aku yang harus bertanggung jawab!


Semua yang ku lakukan untuk orang terdekatku ternyata tidak berarti apa-apa. Iya aku mengingat kebaikanku tidak mengingat kesalahanku. Karena ketika mengingatkan, mereka akan mengatakannya setelah mengabaikanku, tidak langsung menegurku dimana kesalahanku, jadi aku tidak mengerti dimana letak kesalahanku sesungguhnya. Cukup tau bahwa selama aku berbuat baik tidak mengindahkan mereka bahwa aku bisa manjadi baik, justru aku tetap menjadi orang jahat dan akan selalu salah.

Komentar

Postingan Populer